04 Desember 2010

Patung-Monumen Yang Paling Berkesan


Ada banyak sekali patung atau monumen yang bertebaran di setiap penjuru tempat atau jalan-jalan, apalagi di Bali, yang notabene adalah pusatnya patung.
Tapi dari sekian banyak, yang memiliki kesan mendalam di hatiku hanya beberapa. Bukan berarti yang lainnya tidak bagus, malah banyak diantaranya yang sangat megah. Tapi, sekali lagi, yang aku ceritakan berikut hanya patung-patung yang berkesan menurutku, kebanyakan diantaranya karena mengingatkanku akan suatu peristiwa atau makna filosofi tertentu.

Langsung aja cekitaut..

1. Patung Gatotkaca dekat Bandara Ngurah Rai



Yang punya ide bikin patung ini benar-benar luar biasa, karena mampu menampilkan visualisasi sempurna kisah pertempuran seru antara Gatotkaca dengan Adipati Karna. Terletak pada lokasi yang sangat strategis, kisah yang diusungnya (kepahlawanan dan pengorbanan seorang kstaria gagah berani) sangat pas untuk ditampilkan. Kebetulan aku paling terkesan dengan kisah kepahlawanan, dan kisah ini merupakan kisah paling favoritku di Mahabharata. Dan fyi.. namaku sendiri, "wirottama" atau "wira uttama" artinya adalah pahlawan sejati.. hihi

2. Patung Krisna Arjuna saat Bharatayuda di pusat kota Gianyar




Dari sisi visualisasi, patung ini hampir menyamai patung Gatotkaca di bandara, hanya saja sizenya lebih kecil meski bukan berarti tidak hidup.
Mengesankan aku karena kisah ini di kemudian hari hingga sekarang menjadi pegangan dan prinsip hidupku. Bhagavadgita..

3. Patung Sukasrana dan Pemindahan Taman Sriwedari, Tabanan



Yang diceritakan oleh patung ini adalah bagian dari kisah Arjuna Sasrabahu, kisah favoritku yang kedua setelah gugurnya Gatotkaca. Tidak jauh-jauh juga dari kisah kepahlawanan, kali ini diwakili oleh dua bersaudara: Bambang Sumantri dan Sukasrana.

Pernah dengar kisahnya? Saya ceritakan sedikit saja..
Bambang Sumantri adalah seorang prajurit gagah perkasa dan tampan yang patuh dan setia kepada rajanya (Arjuna Sasrabahu) dan mengabdikan jiwa dan badannya demi kejayaan negeri dan rajanya. Sang prabu mengujinya dengan memberikannya tugas memindahkan Taman Sriwedari di sorga loka ke negeri tersebut. Sadar akan ketidakmampuannya, dia pun meminta bantuan adiknya. Adiknya, Sukasrana, adalah adik yang sangat sayang pada kakaknya, meskipun buruk rupa namun sangat baik hati dan disayang seluruh dewa di sorga loka. Tidak kesulitan baginya untuk nego ke sorga memindahkan Taman Sriwedari ke istana demi kebaikan kakaknya.
Taman pun berhasil dipindahkan, lengkap dengan bidadari-bidadari kayangan, seperti yang divisualkan dalam patung tersebut.

Sayangnya, karena adiknya yang buruk rupa, Sumantri tidak ingin mengajak adiknya ke istana, dan akhirnya adiknya pun terbunuhnya oleh senjatanya.. Tragis.

Kisah ini lumayan panjang, dan akhirnya Sumantri pun menjadi patih kepercayaan Arjuna Sasrabahu, dan akhirnya gugur dalam pertempuran membela negara oleh Rahwana.

Fyi saja.. aku pernah menceritakan kisah ini pada istriku dengan berapi-api sambil mengendarai mobil, tanpa sengaja aku menabrak sekawanan itik yang sedang menyeberang jalan. Tragis juga..

4. Patung Dewi Sri, Sangulan Tabanan




Entah karena apa, aku sangat terpesona dengan patung ini. Visualisasi tentang perempuan ideal bertubuh tinggi langsing dan berwajah cantik, benar-benar sempurna. Dan, terkait dengan maknanya Dewi Sri atau Laksmi adalah dewi kesuburan, dipercaya oleh rakyat Tabanan memberikan hasil panen padi melimpah sehingga Tabanan disebut sebagai lumbung berasnya Bali. Selain dewi kesuburan, Dewi Sri diidentikkan dengan dewi kesejahteraan. Tak jarang, setiap aku lewat di jalan ini, aku selalu melirik patung ini, melihat wajahnya yang cantik, dan dalam hati berkata: semoga hidupku makmur...

5. Patung Sagung Wah di pusat kota Tabanan



Sagung Wah adalah pahlawan asal Tabanan yang sangat berjasa dalam berjuang menghadapi penjajah. Kisah perjuangan beliau terkenal dengan sebutan Balikan Wongaya.

Sekilas patung ini hanya biasa-biasa saja, dan menurutku memang seperti itu, namun bagi aku patung ini sangat mengingatkanku akan masa kecil, saat aku sering ikut berperan (baca: beracting) dalam kisah perjuangan beliau.

Coba bandingkan gambar di atas dengan gambar berikut ini. Sangat mirip bukan?



Di gambar itu, aku ditandai panah hijau, bersama rekanku Agung Sapanca sedang mengawal Sagung Wah.
Wah...

6. Panggung Terbuka Arda Chandra, Taman Budaya Art Center



Sebuah stage pertunjungan yang menurutku sangat spektakuler, berbentuk lingkaran dengan latar belakang bangunan candi yang tinggi menjulang dan megah. Panggung terbuka ini memuat sekitar sepuluh ribu penonton, dengan tempat duduk penontonnya berbentuk melingkar dan berundak, serta beberapa kolam memisahkan panggung dan penonton. Bolehlah jika dibandingkan dengan panggung Colosseum di Roma (??)
Panggung ini sangat bersejarah bagiku, karena sejak kecil aku sering mendampingi bapak yang penari berlatih di tempat itu dan bermain main di sana. Jadi aku hafal setiap sudut di panggung itu maupun bagian belakangnya.

1 Komentar:

Blogger Werdhi Sedana mengatakan...

2. Patung Krisna Arjuna saat Bharatayuda di pusat kota Gianyar

apa yang ditulis di atas tidaklah tepat, patung yang berada di Taman Kota dipusat kota Gianyar tersebut bukan patung Krishna dengan Arjuna melainkan Patung Dewa Indra dan Matali (kusir Dewa Indra ).

tentu anda lihat Patung yang lain di Taman Kota ada patung Wisnu menaiki Garuda yang berhadapan dengan Patung ini, juga satu lagi Patung perempuan di sebelah utara ?

konsep patung di Taman kota Gianyar, mengambil tema Pemutaran Samudera Susu dengan menggunakan gunung Mandara sebagai tongkat ( visualisasinya dapat anda lihat di Taman yang terletak di sebelah Puri Agung Gianyar ), patung di Taman Kota ini menceritakan tentang bagaimana Kala Rahu (Patung Raksasa yang berada di tengah ) ditumpas oleh Dewa Wisnu setelah penyamaran Rahu di ketahui oleh Dewa Surya (tidak ada patungnya) dan Bulan ( Patung Wanita yang ada di Utara ), dengan diawali pertempuran antara para Dewa yang dipimpin Dewa Indra dengan para Asura.

29 Maret 2012 pukul 21.50  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda