Eh.. Bisa Juga Modelling

Di post sebelumnya, saya bercerita kalau anak kedua saya Inya ternyata mewarisi bakat seniman dari kakek dan neneknya. Dan menurut saya, ini bukan bakat yang biasa, melainkan luar biasa. Untuk ukuran anak seumur dia, kemampuan dan naluri menarinya sudah seolah penari berpengalaman. Mungkin saya sedikit gede rasa, tapi naluri saya mengatakan, dia akan menjadi seniman yang mumpuni.

Beberapa gelar juara menari telah diraih, dan prestasinya ini sudah dikenal di Taman Kanak Kanak tempatnya menimba ilmu.

Dan saat ada rencana akan diadakan lomba Fashion Show dalam rangka Hari Anak-anak Nasional tingkat propinsi, sebagai salah satu "selebriti TK", mau tak mau tiada pilihan lain bagi gurunya untuk tidak memilihnya mewakili sekolah, sekaligus Kabupaten Tabanan, ke ajang lomba propinsi.

Saya sedikit ragu dengan kemampuan anakku di modelling. Tapi, tidak ada salahnya mencoba, siapa tahu kelak jadi foto model betulan. Hehehehe...

Dari perkembangan latihannya setiap hari, ibunya melaporkan bahwa dia memiliki bakat yang cukup baik untuk menjadi seorang "model", mengingat dia sudah mengantongi modal agem dan gerakan lemah gemulai penari.

Dan acara lomba pun tiba. Saya yang mengorbankan hari kerja untuk mendampinginya berlomba, mendapatkan kesempatan untuk menyaksikan kebolehannya di atas panggung. Saya termasuk jarang mengikuti perkembangan anak. Dan.. saya benar-benar terkejut begitu menyaksikan penampilannya yang luar biasa. Saya sendiri menyimpulkan bahwa dialah yang terbaik di lomba hari itu.



Namun, juri memutuskan lain, anak saya hanya memperoleh juara kedua. Sesuatu yang harus diterima, mengingat jalan masih panjang dan dia sebaiknya tidak boleh ada di puncak saat masih dini. Meskipun secara obyektif sebenarnya penampilan dia adalah yang terbaik, tapi ini adalah lomba fashion. Tentu saja ada faktor penilaian yang lain, terutama busana.

Meskipun gagal juara, tapi saya tetap senang. Sesuatu yang baru nan cerah telah dimiliki anakku untuk bekalnya kelak..